CIANJUR – Langkah konkret dalam memerangi penyalahgunaan narkoba terus diupayakan, kali ini melalui kolaborasi antara Badan Narkotika Nasional dan Pondok Pesantren Tanwiriyyah. Dalam sebuah acara Talkshow bertajuk “Peran Santri Dalam Mewujudkan Pesantren Bersinar” yang digelar pada Kamis (19/10), kolaborasi ini menguatkan tekad untuk menjadikan pesantren sebagai benteng yang kuat dalam melawan bahaya narkoba.
Acara yang diawali dengan sambutan dari Pimpinan Pondok Pesantren Tanwiriyyah, KH. Deden Ahmad Jauhar Tanwiri, menegaskan pentingnya kolaborasi ini sebagai langkah nyata dalam mewujudkan konsep “Pesantren Bersinar” yang bebas dari pengaruh negatif narkoba.
Menariknya, kegiatan tersebut tidak hanya dihadiri oleh para pengurus pondok pesantren, tetapi juga melibatkan pembicara yang ahli yakni: Drs. H. Amar Saepulloh, M.AP (Ketua Tim Peningkatan Kualitas Pendidikan Diniyah Formal dan Ma’Had ‘Aly pada Bidang Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kanwil Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat), Apt. Johanes Eko Ariyanto, S.Si., M.Si., (Ketua Tim Pencegahan dan Pemberdayaan Masyarakat BNNP Jabar) dan Hillman Afriana, ST. (Ketua Tim Rehabilitasi BNN Kabupaten Cianjur).
Jajang Badruzaman, S.Sos, selaku Penyuluh Narkoba Ahli Muda BNN Provinsi Jawa Barat, memberikan pencerahan mengenai pentingnya peran pondok pesantren dalam melindungi generasi muda dari ancaman narkoba.
“Alasan mengapa pondok pesantren menjadi benteng anti penyalahgunaan narkoba adalah karena di pondok pesantren kita belajar nilai-nilai spiritual dan belajar moral serta akhlak sebagai paket lengkap penguatan ketakwaan,” terangnya.
Dalam Talkshow yang digelar di hadapan perwakilan pondok pesantren yang telah dinobatkan sebagai percontohan “Pesantren Bersinar”, Hillman Afriana mendorong terbentuknya pesantren mandiri. Ia menekankan bahwa pesantren yang mandiri memiliki keleluasaan pengembangan sumber daya manusia (SDM) dan keterbukaan dalam menerima pengetahuan mengenai bahaya narkoba.
Dalam konteks aktualisasi perang melawan narkoba, Hillman mengajak peserta untuk bersama-sama mengedukasi para santri agar menjadi manusia unggul. “Manusia unggul harus memiliki fisik yang sehat, kecerdasan intelektual yang cerdas, kecerdasan emosional yang baik, serta kedisiplinan beribadah. Semua itu tidak dapat tercapai jika kita terpengaruh oleh narkoba,” ungkapnya dengan tegas.
Pondok Pesantren Tanwiriyyah dipilih sebagai percontohan pesantren bersinar di Kabupaten Cianjur. Harapannya, program ini dapat menambah kepercayaan masyarakat yang telah menitipkan putra-putrinya di pondok pesantren, menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan spiritual dan moral para santri, serta memperkuat peran pesantren sebagai garda terdepan dalam memerangi penyalahgunaan narkoba. Kolaborasi ini membawa harapan baru untuk mewujudkan pesantren yang tidak hanya berkembang secara intelektual, tetapi juga menjadi tempat yang aman dan bersih dari bahaya narkoba.
Amar Saepulloh berharap, program “Pesantren Bersinar” yang diimplementasikan oleh Pondok Pesantren Tanwiriyyah dapat menjadi inspirasi bagi pondok pesantren lain di Kabupaten Cianjur. Keberhasilan program ini diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap peran pesantren dalam membentuk generasi muda yang tangguh dan terbebas ancaman narkoba. (benn)
