Skip to main content
Berita Kegiatan

BNNK CIANJUR MELAKSANAKAN WEBINAR PENCEGAHAN PENULARAN COVID-19 PADA KLIEN REHABILITASI NAPZA

Dibaca: 19 Oleh 02 Mei 2020Januari 1st, 2021Tidak ada komentar
BNNK CIANJUR MELAKSANAKAN WEBINAR PENCEGAHAN PENULARAN COVID-19 PADA KLIEN REHABILITASI NAPZA
#BNN #StopNarkoba #CegahNarkoba

cianjurkab.bnn.go.id/ CIANJUR – Di tengah situasi perkembangan pandemik covid 19 yang seketika mengubah sendi kehidupan masyarakat dan menjadi ancaman bagi segala sektor lingkungan, BNNK Cianjur bekerja sama dengan IDI Cabang Cianjur dan Forum Komunikasi Panti Sosial Kabupaten Cianjur dengan mengadakan Webinar tentang “Pencegahan Penularan Coronavirus Disease (Covid-19) pada Klien Rehabilitasi Napza yang Mengikuti Program Di Lembaga/Yayasan Rehabilitasi” (02/05).

Webinar ini diikuti oleh 106 peserta dari berbagai kalangan, dan turut hadir Ibu Dra. Mayda Mardianti, M.Si. (Direktur PLRKM Deputi Rehabilitasi BNN RI), Bapak Drs. Yuki Ruchimat, M.Si. (Kasubdit PLRKM Deputi Rehabilitasi BNN RI), Ibu Puti Chairida (Kasubdit Pemulihan Kemensos RI), Ibu Tenny (Kasubdit Reintegrasi Kemensos RI) dan pejabat di lingkungan BNNP Jawa Barat . Narasumber dalam kegiatan tersebut adalah :

  1. Anas Saepudin, Msi. dengan judul : “Rehabilitasi Napza dalam masa Pandemi Covid-19”;
  2. Nita Sarlyta Atmaja, Sp.KJ. (Psikiater RSUD Sayang Cianjur) dengan judul : “Penatalaksanaan Klien Rehabilitasi Napza dalam masa Pandemi Covid-19”;
  3. Rizki Utama (Dokter RSUD Cimacan) dengan judul : “Pelaksanaan Rehabilitasi Jalan Medis Napza dalam masa Pandemi Covid-19 di RSUD Cimacan”; dan
  4. Ronald Jacob Lakollo (Ketua Yayasan Penuai Indonesia) dengan judul : “Pelaksanaan Rehabilitasi Inap Sosial Napza dalam masa Pandemi Covid-19 di Yayasan Penuai Indonesia”.

Penyebaran Covid-19 sangat tergantung pada mekanisme penularan melalui sebaran droplet. Droplet yang merupakan percikan cairan tubuh/ nafas manusia, baik secara makro maupun mikroskopis. Tentunya demikian mudahnya Covid-19 menyebar melalui interaksi antar manusia.

Penyalahguna Napza, secara harfiahnya, akibat perubahan kondisi tubuhnya, menjadi sangat rentan tertular Covid-19. Apalagi diperkuat dari komplikasi penyalahgunaan Napza-nya sendiri, seperti mengidap HIV-AIDS, Hepatitis B-C, TBC, dsb. Tantangan lain adalah stigma pada penyalahguna Napza membatasi diseminasi informasi pada klien yang membutuhkan. Demikian pula akses pelayanan kesehatan menjadi sangat terbatas pada komunitas ini.

Pelayanan administrasi pada klien rehabilitasi Napza dilakukan secara online, mengingat physical distancing. Sementara pelayanan langsungnya dilakukan secara terjadwal. Demikian pula pemantauan rehabilitasi mandiri dilakukan dengan cara tidak langsung menggunakan perangkat komunikasi yang dapat dijangkau kedua belah pihak.

Pencegahan Covid-19 lebih ditekankan pada perubahan perilaku yaitu cuci tangan dengan benar, penggunaan masker, pergi ke luar rumah hanya saat diperlukan saja, menghindari kerumunan (>3 orang), serta melakukan hal-hal yang meningkatkan daya tahan tubuh, termasuk mengelola stress.

Pengelolaan pencegahan infeksi Covid-19 di institusi pelayanan kesehatan, perlu menitikberatkan pada pemberian informasi yang benar, bahkan kalau perlu dilakukan konseling terutama pada PDP bahkan positif Covid-19.

Demikian pula pelayanan rehabilitasi perlu keterpaduan dengan pelayanan kesehatan, terutama dalam hal pemutusan penularan Covid-19. Keterpaduan ini tidak hanya dalam pemeriksaan kesehatan dan rujukan, namun juga penyediaan tempat yang memadai dan memenuhi syarat kesehatan untuk pelayanan rehabilitasi. Kontrak pelayanan juga perlu disiapkan dalam proses pelayanan dengan klien.

BNNK CIANJUR MELAKSANAKAN WEBINAR PENCEGAHAN PENULARAN COVID-19 PADA KLIEN REHABILITASI NAPZABNNK CIANJUR MELAKSANAKAN WEBINAR PENCEGAHAN PENULARAN COVID-19 PADA KLIEN REHABILITASI NAPZA

Kirim Tanggapan

made with passion and dedication by Vicky Ezra Imanuel